Sejumlah kalangan mengkhawatirkan stabilitas negara akibat pelemahan nilai tukar rupiah yang tembus di atas Rp13 ribu tiap 1 USD. Ditanya soal itu, Presiden Joko Widodo menegaskan situasi itu tak perlu dikhawatirkan berlebihan.
"Sekali lagi saya sampaikan bahwa pengalihan subsidi BBM itu berikan ruang fiskal lebih baik untuk APBN kita," kata Presiden Jokowi, setelah membuka Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) 2015, di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis 12 Maret 2015.
Menurutnya, kondisi melemahnya rupiah terhadap dolar AS, tidak akan berbuah krisis ekonomi seperti yang terjadi di Indonesia pada 1997-1998.
Sebab, situasinya berbeda dengan sekarang. Sehingga, tidak perlu khawatir terjadinya krisis ekonomi.
"Semua negara alami ini. Lihat Malaysia berapa persen, Rusia berapa persen. Beda loh, jangan disamakan dengan 98. Itu dari Rp2 ribu meloncat ke Rp15 ribu," kata Presiden.
Jokowi menegaskan, Bank Indonesia sudah menjaga volatilitas dengan baik sehingga dia yakin pelemahan rupiah tidak akan sampai membuat Indonesia krisis.
"Artinya, kekhawatiran itu kalau lihat point-point tadi (ruang fiskal yang tidak teranggu), orang baca kan beda, bahwa kita fundamental ekonominya bisa baik," tutur Presiden.
Apalagi, pembangunan infrastruktur tetap berjalan. Ruang fiskal yang tidak terganggu memungkinkan pemerintah membangun infrastruktur dari APBN sebesar Rp290 triliun.
"Ekonomi ke depan akan didukung oleh pembangunan infrastruktur. Di beberapa tempat sudah dimulai," katanya.
mimin note :
Pemerintahan sekarang tidak lebih baik dari pemerintahan SBY, kalo ada kesalahan, atau kekurangan, pasti cari-cari alasan, seharusnya, sebagai Presiden beliau memberikan statemen jika beliau bertanggung jawab atas semua dan akan melakukan segala cara untuk menurunkan dollar di mata rupiah.
news via viva.co.id
news via viva.co.id