RAHASIA LAIN DARI KASINO ONLINE!

Pertandingan liga kontra Semen Padang menghasilkan banyak PR bagi Coach Drago Mamic, pasalnya PERSIB harus puas dengan hasil seri meski bermain di kandang sendiri. Hasil tersebut memang mengecewakan, PERSIB yang digadang-gadang sebagai miniatur timnas, ternyata sangat buruk dalam mengorganisasi permainan. Di babak pertama PERSIB terlihat sangat terburu-buru dalam menyerang, bola sangat cepat tertuju kepada striker utama. Tiga gelandang penyerang terlalu banyak space dengan pemain gelandang tengah, membuat Semen Padang lebih leluasa dalam melakukan serangan balik.

Seharusnya Drago lebih cerdik dan tidak banyak memberikan toleransi kepada anak asuhnya, permainan Hariono sebagai Defender memang baik, tapi sebagai, penyuplai bola di pertandingan tadi kurang sekali, dengan formasi 4-2-3-1, toni sucipto bertipykal sama, radovic terlalu kedepan, sehingga suplai bola kurang, membuat Dragicevic kelimpungan, hariono atau tonisucipto seharusnya tidak bermain bersama-sama, radovic berduet di tengah, airlangga atau alyudin menjadi second striker, sehingga pemain bertahan lawan tercecer konsentrasinya.

Kelebihannya, Drago mampu melihat para pemainya bermain di level kompetisi, sehingga mental dan kemampuan pemain mampu terlihat dengan jelas. Drago di tuntut harus lebih cerdik, jangan terlalu memaksakan pemain timnas yang kelelahan, sehingga mereka tidak mampu mengontrol mental dalam pertandingan, seperti Zulkifli yang emosi menyikut Viscara berbuah kartu merah, dan merugikan tim. Budiawan lebih baik jika bermain lebih awal, sehingga perbedaan permainan di tampillkan PERSIB. Untung saja PERSIB mampu menahan Semen Padang dengan 10 pemain.

Pertandingan ini memang sangat kontroversi, dibalik status PERSIB yang mendukung ditetapkannya hasil kongres merujuk kepada statuta PSSI dan FIFA, PERSIB di pertandingan berikutnya harus lebih baik, tim yang juara ialah tim yang mampu mengoreksi dimana kesalahannya, dan mampu memperbaikinya di pertandingan berikutnya. Bravo PERSIB de La Blue!!!!!