Kongres Luar Biasa sesegera mungkin harus digelar, peraturan kompetisi sesuai dengan amanat KLB sebelumnya harus segera di tetapkan, Kini tim Liga Indonesia teratas terbagi menjadi 2 kubu, 1 pendukung PSSI dinasti Djohar arifin, satu lagi yang kontra, merreka yang kontra yang sesungguhnya menginginkan Liga Super Indonesia kembali di gulirkan, kini menurut Djohar seakan-akan warisan Nurdin adalah barang haram, yang kesemuanya itu di hilangkan, pemecatan alfred riedl, menghilangkan ISL, dan menggantinya dengan LPI yang di usung arifin panigoro.
Entah ini murni keputusan bapak profesor, atau di dalangi oleh pak arifin panigoro, pak arifin sebagai orang sunda, sebagiknya tidak berkelakuan bejad, orang sunda itu terkenal baik dan ramah, tapi sekali lagi kita sangat menyayangkan jika benar-benar arifin panigoro sebagai dalang kisruh sepakbola nasional saat ini. Ketidak pantasan keputusan-keputusan PSSI yang menjadi kuda tunggang orang-orang LPI.
Calciopoli LIGA INDONESIA terjadi, degan keputusan sepihak, saham kompetisi liga teratas terdiri PSSI 70% dan Klub 30% membuat marah klub 14, yang menurut hasil KLB sebelumnya yaitu Klub 99% dan PSSI hanya 1 %. Terlihat sekali bahwa PSSI era Djohar tidak jauh lebih busuk dengan era Nurdin, dan ini jika terus dipaksakan berlanjut, KLB berikutnya akan terjadi dan Djohar beserta anak buahnya tidak akan lama lagi berada di PSSI.
Apalagi dengan mengatas namakan pengorbanan untuk timnas, adalah bohong belaka. mereka membodohi orang-orang dengan menjual kepalsuan-kepalsuan. Jika Ketua PSSI adalah jelmaan dari rakyat sepakbola nasional, maka dia harus patuh terhadap STATUTA PSSI dan FIFA, serta hasil KLB sebelumnya.
Tags:
olahraga