Polemik dan polemik di timnas terus muncul, banyak keputusan sumbang pengurus PSSI baru tidak masuk akal. Mereka mulai belajar menutupi borok mereka dengan kebohongan. Kenapa harus berbohong jika mereka tidak becus mengemban amanah bangsa, toh mereka tinggal berkerja keras dan meminta dukungan dengan tulus dari rakyat. Belum apa-apa sudah sombong dan melakukan politik pencitraan.
Kini coach Wim Risjbergen di kabarkan melakukan prilaku yang tidak sesuai, yaitu memaki pemain, sesuai yang di ungkapkan pemain kepada mantan peltih timnas Alfred Riedl, "Ia bilang 'f**k you all (kalian semua brengsek).If you don't play better second half i kick all of you out (Jika kalian tak bermain lebih bagus di babak 2, saya akan mendepak kalian semua)," ucap Riedl menirukan perkataan Rijsbergen. "Itu tak bisa dipercaya, tapi saya yakini ia telah berkata seperti itu." (http://bola.vivanews.com/news/read/245713--rijsbergen-tak-layak-latih-tim-merah-putih-)
Pantas saja pada babak ke 2, tim bermain buruk, bahkan tidak ada strategi yang diterapkan dengan baik, karena pemain sudah tidak menghargai pelatih yang beratitude buruk, seharusnya disaat moral pemain buruk, coach harus bisa membantu menaikan mental pemain, peran asisten pelatih tidak ada, seharusnya asisten pelatih harus menjadi jembantan antara keinginan pelatih asing ini dengan pemain.
Tim kini sudah tidak harmonis, Salah satunya adalah gelandang Firman Utina yang melalui akun Twitter miliknya menegaskan, "Saat sekarang kami bagaikan anak ayam yang ditinggal induknya. Tapi, harus diingat kita adalah 1 tim yang harus 1 dan tidak bercerai berai. Seharusnya kita cari solusinya sama-sama meneer."
(http://bola.vivanews.com/news/read/245492-liestiadi--tak-ada-perpecahan-di-timnas)
"Mungkin itu kekecewaan Beliau. Saya tidak mengerti mengapa dia seperti itu. Kami sudah bicara baik-baik dan kami juga sudah bicara kepada beberapa pemain," ujar Farid (wakil ketua pssi) di Kantor PSSI, Senayan, Rabu 7 September 2011.(http://bola.vivanews.com/news/read/245411-pssi-belum-tentukan-nasib-wim)
Tak hanya Firman, Ferry Rotinsulu kiper utama yang masih didera cedera saat dihubungi Tribunnews.com mengatakan kekecewaan serupa. Bahkan Ferry mengaku enggan bermain untuk timnas jika Wim masih menjabat sebagai pelatih timnas. "Saya pribadi kalau dia masih pelatih, tidak mau. Karena kata-kata dia itu keras sekali," jawab Ferry, Kamis (8/9/2011) siang. (http://id.berita.yahoo.com/pemain-timnas-tolak-wim-rijsbergen-052158368.html).
Terkait isu pemogokan para pemain timnas, Bob meminta para pemain untuk bersikap profesional untuk melaksanakan kewajiban mereka. “Kalau saya bilang, kenapa harus sakit hati? Apa pernah saya kurangi kewajiban dan hak mereka. Soal makian, itu mungkin karakter pelatih masing-masing. Saya rasa kita harus profesional,” tandasnya. (http://id.berita.yahoo.com/bob-wajar-pelatih-memaki-pemain-105500768.html)
Kini coach Wim Risjbergen di kabarkan melakukan prilaku yang tidak sesuai, yaitu memaki pemain, sesuai yang di ungkapkan pemain kepada mantan peltih timnas Alfred Riedl, "Ia bilang 'f**k you all (kalian semua brengsek).If you don't play better second half i kick all of you out (Jika kalian tak bermain lebih bagus di babak 2, saya akan mendepak kalian semua)," ucap Riedl menirukan perkataan Rijsbergen. "Itu tak bisa dipercaya, tapi saya yakini ia telah berkata seperti itu." (http://bola.vivanews.com/news/read/245713--rijsbergen-tak-layak-latih-tim-merah-putih-)
Pantas saja pada babak ke 2, tim bermain buruk, bahkan tidak ada strategi yang diterapkan dengan baik, karena pemain sudah tidak menghargai pelatih yang beratitude buruk, seharusnya disaat moral pemain buruk, coach harus bisa membantu menaikan mental pemain, peran asisten pelatih tidak ada, seharusnya asisten pelatih harus menjadi jembantan antara keinginan pelatih asing ini dengan pemain.
Tim kini sudah tidak harmonis, Salah satunya adalah gelandang Firman Utina yang melalui akun Twitter miliknya menegaskan, "Saat sekarang kami bagaikan anak ayam yang ditinggal induknya. Tapi, harus diingat kita adalah 1 tim yang harus 1 dan tidak bercerai berai. Seharusnya kita cari solusinya sama-sama meneer."
(http://bola.vivanews.com/news/read/245492-liestiadi--tak-ada-perpecahan-di-timnas)
"Mungkin itu kekecewaan Beliau. Saya tidak mengerti mengapa dia seperti itu. Kami sudah bicara baik-baik dan kami juga sudah bicara kepada beberapa pemain," ujar Farid (wakil ketua pssi) di Kantor PSSI, Senayan, Rabu 7 September 2011.(http://bola.vivanews.com/news/read/245411-pssi-belum-tentukan-nasib-wim)
Namun apa mau dikata, pengurus PSSI lebih percaya terhadap Pelatih, meskipun mereka sudah tidak menghargai lagi usaha pemain di lapangan, PSSI lebih mempertahankan Wim meskipun pemain sudah tidak respect terhadap dia, dengan mendatangkan psikolog PSSI berharap tim mampu kembali solid, “Tim psikolog ini nantinya akan mulai bekerja pada 1 Oktober, ketika pelatnas timnas senior dimulai untuk pertandingan melawan Qatar. Tim psikolog didatangkan untuk meningkatkan mental pemain,” ujar Limbong. (http://www.goal.com/id-ID/news/1387/nasional/2011/09/08/2656409/oktober-pssi-gunakan-jasa-psikolog)
Sangat disayangkan kenapa Djohar tetap mempertahankan Wim Risjbergen? kembalinya RD dan Alfred Riedl kedalam tim kini menjadi arus keinginan seluruh suporter tim garuda, seperti yang di ungkapkan beberapa mantan pemain timnas, pelatih klub, mantan pelatih timnas, bahkan direktur teknik, namun keputusan ada di tangan Djohar Arifin, yang tetap saja mempertahnkan Wim, bahkan menurut Djohar, Wim telah berhasil membawa Indonesia ke putaran ke tiga pra piala dunia. Sungguh ironis, meski defisit lima gol dan posisi buncit di grup E, wim masih dikatakan sukses, bahkan tim kini menjadi tidak harmonis.
Sosok Agum yang menjadi care taker PSSI kembali di butuhkan disaat tim sedang genting, peran dia sebagai penasihat PSSI sangat krusial, banyak rakyat yang menginginkan PSSI satu suara dengan rakyat, jangan hanya di politisasi saja, sepakbola adalah seni dan ilmu pasti, kami hargai seluruh upaya PSSI sekarang, namun jangan dijadikan alasan bahwa hasil yang sekarang mebuat kita cukup puas, klo sudah cukup lolos putara ke tiga, kenapa PSSI tidak bilang mundur saja sekarang dari putaran ke 3.
Terlihat jelas sekarang pengurus dan pelatih sama-sama cuci tangan dan memberikan beban kepada para pemain, dengan 4 sisa laga yang berat, kita berharap para pemain tabah dengan kodisi dan keadaan yang tidak harmonis ini, Allah selalu melihat orang yang bekerja keras, jika tetap saja pengurus PSSI selalu labil dalam memilih keputusan, REVOLUSI PSSI JILID DUA adalah jawaban yang paling tepat.
Tags:
olahraga