Jika sampai Minggu, 11 Juni 2017 saat menjamu Persiba di GBLA, tidak ada perubahan skema permainan oleh tim Pelatih, maka dipastikan Persib mengalami kemunduran, dan ini sangat mengecewakan seluruh elemen yang mensupport Persib, baik bobotoh maupun sponsor. Management Persib seharusnya objektif dalam menilai tim kepelatihan, sebagaimana di alami oleh klub lain seperti Bali United, yang tak segan mengganti Pelatih lamanya karena tidak memperoleh hasil yang baik.
Tapi jika Djajang Nurjaman dipertahankan, maka Djajang harus mencoba skema yang tidak biasa, bahkan skema dengan komposisi unik, dan tidak mudah ditebak lawan, skema menyerang dari menit awal, dan terus menekan hingga peluit akhir berbunyi. Skema yang tidak rapuh, yang hanya memainkan bola dari samping lapangan yang cenderung monoton.
Persib sebenarnya pantas memainkan Essien dan Cole dari menit awal pertandingan. Namun ini tidak pernah Djanur lakukan, biarkan bobotoh melihat sendiri kemampuan mereka, karena adrenalin yang besar, akan menyalurkan energi positif umtuk pemain, dengan memberikan waktu bermain, akan meningkatkan moral dan mental mereka, bagaimana tidak marque player disimpan disejajarkan dengan pemain yang dikontrak dengan dana yang lebih kecil dari mereka.
Persib juga sebenarnya mampu, mengganti Djanur, dengan pelatih lain, yang lebih berkapasitas, di pentas Asean, yaitu Kiatisuk Senamuang, atau bahkan Pelatih nasional yang syarat prestasi seperti Rahmad Darmawan. Semua hal bisa dilakukan Persib, bahkan ditengah kompetisi yang sedang berlangsung. Persib butuh pelatih yang sangat jeli, dalam membaca permainan lawan, agar Persib bisa memberikan Tropi untuk bobotoh yang setia mendukungnya.
pic by google