Wakil Presiden Jusuf Kalla memanggil Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xie Feng terkait dengan perbedaan nilai proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang harganya jauh lebih mahal dibanding dengan proyek kereta api cepat di Iran rute Teheran-Isfahan. Padahal, proyek kereta api cepat di Iran juga dikerjakan oleh China Railway Engineering Corporation, pelaksana yang sama dengan kereta cepat Jakarta-Bandung.
Pada pertemuan itu, JK meminta klarifikasi mengenai perbedaan berbagai aspek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung dengan pembangunan kereta cepat di Iran.
"Saya juga tadi sampaikan Kedubes Tiongkok untuk meminta verifikasi lebih lanjut atas informasi itu, dan dia akan janji untuk itu," ujar JK di Kantor Wakil Presiden, Kamis (28/01/2016).
Untuk diketahui, pemerintah Iran tengah menjalin kerjasama dengan China Railway Engineering Corporation untuk mengerjakan proyek kereta cepat senilai Rp2,73 miliar dolar AS. Harga itu jauh lebih murah dibandingkan dengan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang memakan biaya 5,5 miliar dolar AS.
Ketimpangan lain ialah mengenai jarak tempuh. Dengan harga yang lebih mahal, Kereta cepat Jakarta-Bandung menempuh jarak 142 kilometer dengan kecepatan hanya 300 km per jam.
Sementara itu, pada proyek kereta cepat Iran menempuh jarak 400 kilometer dari ibukota Tehran menuju Kota Isfahan dengan estimasi kecepatan kecepatan 350 km per jam.
Dari segi lama pekerjaan, kedua proyek itu dimulai pada tahun ini dan diproyeksikan selesai pada tahun 2018.
Dari nilai proyek yang lebih 'gendut', sejumlah kalangan mempertanyakan mengenai proyek yang telah di groundbreaking langsung oleh presiden Jokowi tersebut.
Kenapa biayanya lebih mahal? Padahal, Jarak rel Jakarta-Bandung lebih pendek, kecepatan kereta cepat lebih lambat, kontraktor kereta cepat Jakarta-Bandung sama dengan kontraktor Teheran-Isfahan dan waktu pengerjaan sama.
via rimanews