Twitter mengizinkan konten seksual di platform mereka, namun memiliki aturan yang membatasi bagaimana konten tersebut dapat ditampilkan. Hal-hal seperti pornografi eksplisit, video seksual, dan gambar-gambar yang menampilkan aktivitas seksual tidak diperbolehkan. Meskipun Twitter memiliki aturan tersebut, kadang-kadang konten tidak sesuai masih dapat dengan mudah diakses karena adanya akun yang membagikan konten terlarang atau karena kegagalan dalam proses moderasi oleh Twitter.
Untuk mengurangi akses ke konten tidak sesuai, Twitter menyarankan pengguna untuk menggunakan fitur pengaturan privasi dan laporan untuk melaporkan akun atau konten yang melanggar aturan. Jika Twitter menerima laporan yang valid, mereka akan menindaklanjuti dan memblokir akun atau menghapus konten terkait jika diperlukan.
Pada tahun 2021, jumlah akun Twitter global diperkirakan sekitar 330 juta akun aktif bulanan. Namun, jumlah ini mungkin berubah dan berkembang seiring waktu.
AI dapat digunakan untuk membantu menyaring konten pornografi, tetapi tidak bisa secara pasti menentukan apakah suatu konten adalah pornografi atau tidak. Hal ini karena membedakan antara konten yang sesuai dan tidak sesuai seringkali bergantung pada konteks dan subjektivitas.
AI dapat menggunakan teknik seperti pembelajaran mesin dan pengenalan pola untuk memdeteksi konten pornografi berdasarkan citra dan teks. Namun, meskipun teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi dalam menyaring konten, masih ada banyak konten yang lolos melalui saringan. Oleh karena itu, perusahaan seperti Facebook dan Twitter masih membutuhkan moderasi manusia untuk memastikan bahwa aturan konten mereka dipatuhkan.
Tags:
info