Masih kaburnya masa depan sepak bola Indonesia memuat mereka menjadi manusia biasa. Skill untuk mendulang pendapatan menjadi tak berarti apa-apa karena PSSI yang menjadi wadah sepak bola nasional sedang dirundung masalah. Setelah Kemenpora menjatuhkan sanksi, FIFA dan AFC juga melakukan yang sama. Alhasil, PSSI tak bisa berbuat apa-apa.
Ketiadaan kompetisi membuat beberapa klub sudah membubarkan diri. Yang terbaru, Persipura Jayapura mengambil jalan yang sama dengan resmi memutus kontrak para pemainnya.
Padahal secara manajemen dan prestasi, tim Mutiara Hitam bisa dikatakan yang terbaik di Indonesia. Tapi mereka tak bisa melawan keadaan sehingga memulangkan pemain menjadi langkah terbaik hingga PSSI mendapat pengakuan lagi dari FIFA.
Persipura adalah rekan seperjalanan Persib Bandung di Piala AFC 2015. Tapi langkah mereka di ajang kedua Asia tersebut terhenti bukan karena kekalahan seperti yang dialami Persib. Boaz Solossa dan kawan-kawan tak bisa menjamu Pahang FA karena tim asal Malaysia itu tak datang. Tiga pemain asingnya tak bisa masuk Indonesia karena tidak punya visa sehingga rombongan memilih kembali ke Malaysia setelah tertahan di Bandara Soekarno Hatta.
Meski bayang-bayang pembubaran tim seperti Persipura berada di depan mata, kapten Persib, Atep Rizal, tak ingin kisah itu menerpanya. Ia mengharapkan skuat Maung Bandung tetap utuh hingga ada kompetisi baru. "Saya harap tim ini tetap bertahan. Ini hanya keinginan saya sebagai pemain," ujarnya di Mes Persib di Jalan Ahmad Yani, Bandung, Jumat (5/6).
Untuk mempertahankan eksistensi tim, para pemain siap menerima konsekuensi dari pilihan itu. Mereka rela jika manajemen mengurangi nilai kontrak. "Saya pikir pemain pasti bisa menerima karena kami tahu kerja kami tidak seperti biasanya, baik soal latihan maupun bertanding," katanya.
Soal persentase diskon tergantung kesepakatan manajemen dan pemain. Tapi mengenai wacaba itu, belum ada pembicaraan antarpemain serta pemain dan manajemen. "Tapi saya yakin, manajemen juga memikirkan secara matang. Kalau sampai tim ini berhenti atau bubar, sangat disayangkan," ujarnya.
Pemain asal Cianjur tersebut menganggap skuat Persib makin kompak. Meski terbentuk dari individu dari berbagai daerah, Persib sudah seperti keluarga. "Sangat disayangkan kalau kompetisi ada lagi tapi kami memulai dengan pemain-pemain baru dan mulai dari nol," kata pemilik nomor punggung 7 ini.
Atas pertimbangan itu pula, Atep tak ingin manajemen Persib melepas tiga pemain asing yang berada di skuat Pangeran Biru. Manajer Persib Umuh Muchtar pernah melontarkan pendapat pribadi soal kemungkinan untuk melepaskan pemain impor lebih dahulu dibandingkan para pemain lokal.
Atep menghormati wacana itu tapi tak mengharapkan bakal terwujud. Walau, sebenarnya dia sepaham langkah tersebut menjadi solusi dari manajemen untuk mempertahankan tim.
Pada musim ini, tim Pangeran Biru punya tiga pemain impor. Ada Vladimir Vujovic dan Ilija Spasojevic yang sama-sama berpaspor Montenegro. Selain itu, gelandang asal Mali, Makan Konate. Atep mengharapkan ketiga rekannya ini tetap dipertahankan Persib.
source by tribunnews