Menyambut musim yang baru, Persib mendapatkan beban berat untuk mempertahankan prestasi yang telah dicapainya sejauh ini.
Dari beberapa kendala yang dihadapi oleh Maung Bandung, Goal Indonesia mencoba untuk mengumpulkannya dalam lima tantangan yang harus dihadapi Persib di musim yang baru ini. Berikut ulasannya:
LINI DEPAN MASIH MENGKHAWATIRKAN
Tak diperpanjangnya kontrak Djibril Coulibaly dan hengkangnya Ferdinand Alfred Sinaga ke Sriwijaya FC membuat taring tim Maung Bandung tak setajam sebelumnya. Mencoba mencari pengganti sepadan, namun sampai saat ini Djadjang Nurdjaman selaku pelatih tak juga menemukan titik terang karena semua pemain yang mengikuti trial tidak sesuai dengan kriterianya.
Sebenarnya striker dengan kriteria seperti apa yang dicari oleh Djanur? Bayangkan, dari sembilan pemain asing yang melamar ke Persib, mulai dari Maycon Calijuri, Ifganykhukwu Charles Parker, Robson da Silva, Carlos Raul, Koh Traore, Nicolas Vigneri, Michele Di Piedi, Eduardo Sosa hingga Kim Shin Young yang digadang-gadang menjadi pilihan pelatih semuanya dicoret karena tak sesuai dengan sosok predator yang dicari oleh Djanur. Dan yang terakhir adalah Silvio Escobar mantan striker Persepam Madura United (Utama) yang dicoret.
Hal itu berdampak pada pilihan pemain yang hanya menyisakan Tantan dan Yandi Sofyan. Dalam beberapa pertandingan uji coba hingga turnamen Piala Wali Kota Padang, Tantan selalu menjadi andalan untuk menjebol gawang lawan. Meski menjadi top skor di turnamen tersebut, ternyata pemain asal Lembang itu gagal untuk berbuat lebih banyak ketika berlaga di play-off Liga Champions Asia 2015.
Wajar saja jika Tantan tidak dalam performa terbaiknya ketika kalah dari Hanoi T&T, selain karena faktor non teknis yang memaksa Yandi Sofyan tak bisa turun bertanding, karena selama ISL musim lalu mantan pemain Persitara Jakarta Utara lebih banyak beroperasi di sektor sayap serangan Persib dan strategi memainkan Tantan sebagai ujung tombak tidak efektif.
Perburuan striker saat ini menjadi status darurat jika Persib berupaya untuk mempertahankan titel juara mereka musim lalu. Dan hal itu tentunya memerlukan tim scouting yang andal dalam berburu pemain. Karena pemain hebat seharusnya direkrut, bukan melamar!
USIA EMAS PEMAIN KUNCI SUDAH LEWAT
Dari semua penggawa yang ada di Persib, beberapa pemain bisa dibilang sudah melewati masa keemasan mereka. Sebut saja Supardi, M Ridwan, Firman Utina, Vladimir Vujovic, Tantan, dan beberapa pemain lainnya meskipun masih bisa memperlihatkan performa yang apik. Namun tak bisa dimungkiri, jika hal itu tidak akan bertahan lama karena memang teknik permainan mereka tidak akan hilang, hanya kebugaran dan fisik mereka yang akan sedikit berkurang.
Lalu bagaimana Persib seharusnya menyikapi hal tersebut? Yang paling utama adalah meregenerasi pemain yang ada saat ini dengan pemain lainnya yang lebih muda dan dengan kualitas yang sejajar, bahkan jika bisa melebihi pemain berlabel timnas yang ada saat ini yang menghuni skuat Maung Bandung.
Hal tersebut berkaitan dengan poin nomer satu, yaitu diperlukannya orang-orang andal yang mampu melihat bibit pemain hebat untuk bisa berkarier di pentas profesional.
PEMAIN MUDA KURANG JAM TERBANG
Bukan rahasia lagi jika selama ini Persib tidak bisa mempercayai pemain muda yang mengisi skuat tim. Selama berlaga di kompetisi resmi, Persib terhitung beberapa kali menurunkan pemain mudanya dan itupun ketika Persib sudah menang dengan skor besar dan pertandingan tinggal menyisakan beberapa menit saja. Tentu hal tersebut tidak akan menambah jam terbang mereka para pemain muda yang tidak akan mempertebal mental mereka.
Hal ini yang sudah harus mulai ditanggalkan oleh tim yang didukung oleh jutaan Bobotoh. Persib harus memberikan kepercayaan penuh kepada pemain muda untuk turun bertanding tidak hanya di laga uji coba dan latihan saja.
Musim lalu, pemain muda jelas jarang mendapatkan kesempatan tetapi musim ini dengan tiga kompetisi sekaligus yang diikuti oleh Persib, tidak mungkin mereka selalu mengandalkan pemain lapis utama. Dibutuhkan rotasi agar tim kebanggaan warga Jawa Barat itu bisa berjaya baik di ISL, Piala Indonesia, bahkan di tingkat Asia yaitu Piala AFC.
Persib sebenarnya dikenal andal menelurkan bibit pemain muda hebat dari tim juniornya, namun kelemahan mereka adalah kurang berhasil untuk bisa mengelolanya dengan baik dan akhirnya harus lepas ke tim lain dan jika sudah terlihat bersinar sedikit, berusaha ditarik kembali masuk tim senior.
MENTAL & KOMPOSISI PEMAIN DI KOMPETISI ASIA
Satu beban yang selama ini berada di pundak para pemain Persib telah hilang setelah mereka berhasil mengakhiri musim lalu sebagai juara. Namun musim ini semuanya menjadi lebih berat ketika ada tambahan beban baru yaitu Piala Indonesia dan Piala AFC.
Menjuarai ISL 2014, Persib memang mempunyai komposisi pemain yang bisa dibilang terbaik di posisinya masing-masing. Mereka yang menghuni setiap lini tim mendapatkan label bintang lima itu artinya tidak ada cela Persib musim lalu.
Lalu apakah komposisi pemain sekarang bisa membuat Persib berbicara banyak di kancah Asia?
Terlalu dini memang jika harus menghakimi Persib kesulitan bisa bersaing di Asia kalau hanya mengandalkan Tantan dan Yandi Sofyan di depan. Namun sebelum semuanya terlambat, hal tersebut harus segera dibenahi oleh jajaran pelatih tim Persib dengan segera mendatangkan striker anyar.
Selain menambah lini serang, Persib pun tampaknya harus membenahi lini belakang mereka. Achmad Jufriyanto dan Vladimir Vujovic sudah jaminan mampu memberikan rasa aman pada I Made Wirawan menjaga gawangnya. Namun bagaimana jika salah satu atau kedua bek itu mengalami cedera atau mendapatkan sanksi? Tentu sulit bagi Djanur untuk menurunkan pemain pengganti yang sepadan dengan menara kembar tersebut.
Di mana saat para tim pesaing sudah menata musim baru dengan mendatangkan banyak pemain, namun musim ini Persib hanya baru mempunyai 22 pemain, jumlah yang terlalu sedikit jika melihat kompetisi yang akan mereka ikuti.
Yandi Sofyan, Dias Angga dan Dedi Kusnandar adalah pemain baru yang didatangkan Persib musim ini. Kick-off liga tinggal hitungan hari, meski pada akhirnya berhasil menggaet pemain anyar tentu sulit untuk sang pemain untuk beradaptasi dengan permainan tim yang dibangun oleh Djanur.
FOKUS TIM TERBAGI TIGA
Bermain di tiga kompetisi sekaligus bukan hal yang mudah. Membutuhkan mental, konsentrasi dan stamina yang mumpuni. Jika ketiga hal tersebut diabaikan bisa-bisa Persib tidak berprestasi di ketiga kompetisi itu.
Selain mental, konsentrasi dan stamina, rasanya rotasi pun hal yang diperlukan oleh sebuah tim yang melakoni banyak pertandingan di berbagai kompetisi yang dijalaninya.
Tapi, Djanur selama ini jarang melakukan rotasi pemain dan hal itu bisa berdampak negatif. Itu karena, pemain yang menjadi penghuni bangku cadangan kurang mendapatkan menit bermain dan kehilangan sentuhan lantaran jarang mendapatkan pengalaman dari atmosfer pertandingan yang kompetitif.
Jika Persib bisa menata semua itu, bukan tidak mungkin prestasi yang ditorehkan oleh Persipura Jayapura di Piala AFC musim lalu bisa dilalui oleh tim yang berdiri sejak tahun 1933 itu.
via goal.com