Heboh calon Kapolri dijadikan tersangka KPK, lalu semakin heboh lagi Wakil Ketua KPK diciduk Bareskrim, membuat rakyat dibuat melayang-layang. Ada yang seru hingga terus mengakses sosmed dan news portal setiap jam, ada yang membaca koran hingga lusuh ada pula yang marah marah dan jenuh terhadap pemberitaan di berbagai media, menonton tv tak henti dan sebaiginya.
Belum selesai cerita Air Asia yang jatuh, menjadi headline, Pemimpin Koalisi Indonesia Hebat diam-diam men-setup "Rezim Baru" melalui kewenangan sakti Presiden. Bermula dari ganjilnya pengangkatan Jaksa Agung hingga pencalonan Kapolri, lalu berbondongnya tokoh Koalisi Indonesia Hebat menjadi Dewan Dewan Pertimbangan Presiden.
Media Cetak dan Elektronik Poros Koalisi terus menambal dan mengalihkan perhatian Publik dari buruknya citra sebenarnya pemerintahan baru. Presiden Jokowi yang digadan-gadang membuat pemerintahan people centris akhirnya tidak bisa berbuat banyak, sehingga lambat laun terlihat, jika sebenarnya beliau hanyalah kaki tangan dari seseorang, bahkan secara rasional keputusan-keputusan beliau terlihat janggal, Presiden pun terlihat kaku, tidak seperti image beliau ketika menjadi Gubernur Jakarta.
Menakar rating dan publik membangun opini alih-alih politik menjadi isu besar, freeport kini diperbolehkan mengeksport kembali bahan mentah TKP ke luar negri, yang dilarang oleh pemerintahan sebelumnya melalui UU Minerba TKP. Pemerintahan Presiden Jokowi kini memperlihatkan "warna" yang sebenarnya. Perlahan-lahan tapi pasti, rakyat tetap dibuat kecewa TKP.