Setelah dipromosikan secara singkat di akun Twitter dan Facebook, vendor asal Finlandia, melalui Sebastian Nystrom (Head of Products Nokia Technologies) secara resmi mengumumkan tablet premium Android Lollipop perdananya, Nokia N1, pada ajang konferensi Slush 2014 di Helsinki, Finlandia (18/11/2014).
Tablet Android pertama Nokia yang terlihat mirip dengan tablet Apple iPad mini ini rencananya akan dijual di pasar seharga US$ 249 pada kuartal pertama 2015 sebagai reference design bagi partner OEM (Original equipment manufacturer) Nokia. Para OEM ini nantinya juga bisa menggunakan merek mereka sendiri dengan membayar royalti ke Nokia.
Perlu diketahui sebelumnya, Nokia telah menjual divisi handset/smartphone-nya ke Microsoft. Sebagai salah satu bentuk konsekuensi penjualan divisi tersebut, Nokia pun tidak boleh menggunakan merek Nokia untuk produk smartphone hingga tahun 2016. Namun, dirilisnya Nokia N1 menunjukkan bahwa “larangan” ini tidak berlaku untuk produk tablet.
Sebenarnya, bukan pertama kali ini saja Nokia merilis tablet. Tepatnya tahun lalu, Nokia pun telah merilis tablet 10.1 inci berbasis Windows RT, yaitu Lumia 2520. Sayangnya, seperti halnya tablet Windows RT lainnya, sebut saja Microsoft Surface 2, nasib Lumia 2520 tidak jauh berbeda karena hanya seumur jagung dan nyaris dilupakan konsumen.
Selain berdesain mirip Apple iPad mini dengan bodi aluminium, layar N1 juga berukuran 7.9 inci dengan resolusi QXGA (2048x1536p, IPS, LED backlight). Layarnya yang telah fully-laminated zero air-gap ini juga relatif kuat karena telah berteknologi layar Gorilla Glass 3.
Satu hal yang menarik, tidak seperti tablet Android umumnya yang menggunakan chip ARM, Nokia N1 diperkuat oleh SoC quad-core 64 bit Intel Atom Z3580 2.3GHz (Bay Trail/Moorefield) dengan GPU PowerVR G6430. GPU PowerVR G6430 selama ini diketahui juga digunakan oleh Apple untuk tablet iPad Air, Mini 2, dan Mini 3, serta iPhone 5 pada SoC 64 bit-nya (A7).
Seperti tablet Android premium lainnya, N1 memiliki kapasitas RAM 2 GB dengan internal storage sebesar 32 GB dan slot untuk microSD card eksternal. Khusus antarmukanya (interface), Nokia memilih mengganti interface bawaan (stock) Android 5.0 Lollipop dan “menyepuhnya” dengan Nokia Z Launcher.
Untuk kelas tablet, kamera Nokia N1 terbilang lumayan karena telah mengusung sensor 8 MP untuk kamera belakang (rear camera) dan 5 MP untuk kamera depan (selfie camera). Fungsi video recording-nya sendiri telah mendukung kualitas 1080p (Full-HD).
Selain mendukung koneksi wireless terkini (Wi-Fi 802.11ac dan Bluetooth 4.0), Nokia N1 juga telah mengadopsi port Micro USB jenis baru yang anti-terbalik. Port untuk konektor reversible Micro-USB 2.0 Type-C ini bertujuan untuk lebih memudahkan penggunana saat mencolok kabel ke tablet (untuk charging dan syncing).
Kapasitas baterai N1 yang terbilang standar (5300mAh) sedikit menimbulkan pertanyaan, apakah tablet ini bisa bertahan seharian mengingat reputasi SoC Intel yang masih kalah hemat dibandingkan SoC ARM. Seberapa besar efek teknologi proses semikonduktor FinFet 22 nm untuk membuat Intel Atom Z3580 menjadi lebih hemat (dibandingkan Atom generasi terdahulu) masih perlu dikaji lebih lanjut.
Kualitas audio juga tidak luput dari sentuhan premium ala Nokia. Menurut klaim mereka, N1 telah menyertakan kemampuan advanced audio dengan stereo speaker berkualitas yang ditandem dengan High Quality Discrete Audio Codec, Wolfson WM8958E chip. Beberapa smartphone dan tablet premium lainnya yang beredar di pasar telah menggunakan chip audio tersebut.
Apabila N1 ingin dibandingkan dengan iPad Mini 3, tablet Nokia ini terbilang masih sedikit lebih enteng (318 gr vs 331 gr) dan lebih tipis (6,9 mm vs 7,7 mm). Perbedaan ini akan semakin terasa jika N1 dibandingkan dengan tablet Google Nexus 9 terbaru yang memang berlayar lebih besar (8,9 inci) dengan berat di atas 400 gr (tergantung model) dan tebal 7,9 mm.
Tablet Nokia N1 yang akan tersedia dalam dua pilihan warna ini (natural aluminium dan abu-abu lava) akan dipasarkan pertama kali di Cina pada awal tahun 2015. Negara berikutnya yang mendapat giliran masih belum dapat dipastikan. Penentuan harga tablet N1 yang terbilang menarik dan agresif oleh Nokia menimbulkan asumsi tersendiri, ada dukungan kuat Intel yang selama ini diketahui menerapkan strategi contra-revenue agar chip-nya “laris manis” di tablet. Dengan kata lain, kesuksesan tablet N1 bukan menjadi harapan Nokia semata, tapi juga obsesi Intel selama ini untuk benar-benar hadir di dunia mobile device.
via chip.co.id