Hampir dipastikan Timnas Senior gagal melaju ke Perempat final mendampingi Filipina karena tim tuan rumah Vietnam mampu membenamkan Laos dengan skor 3-0. Jika timnas ingin lolos, harus menang besar melawan laos 5-0, dan dipertandingan lain, vietnam menelan kekalahan.
Hitung dan hitung, tetap saja sulit, alih-alih menerapkan strategi long pas karena tidak bugar, Riedl tetap salah sejak awal sebelum kompetisi di gelar.
1. Memanggil pemain yang berlabelkan nama besar, bukan berdasarkan kondisi di kompetisi nasional.
M. Roby, Christian Gonzales, Zulhan Zamrun, Kurnia Mega dan sederet pemain lain, yang berada dibawah form di liga dipaksakan bermain. Seharusnya Coach Alfred memasang pemain seperti Andik, Bayu Gatra, yang memiliki Fisik dan Penetrasi baik dalam menyerang.
2. Nama seperti Ferdinand Sinaga, yang berlabelkan pemain ISL terbaik dan Top Skor di Asean Games tidak dipanggil. Yang di pasang adalah pemain Tua, Van Dijk dan Christian Gonzales.
3. Pemain yg berlaga di Final ISL yang bermain hanya Ahmad Jufrianto, M.ridwan, Firman, Boas dan Emanuel Wanggai, seharusnya Supardi atau Ian Lois Kabes menjadi tandem di lapangan.
4. Evan Dimas tidak diturunkan di laga kedua melawan Filipin, padahal Evan Dimas mampu membantu lemah nya pengolahan bola Maitimo.
5. Van Dijk Penghangat bangku cadangan di klub nya, dijadikan target man. Seharusnya duet Ferdinand dan Pahabol bisa menjadi warna baru di timnas senior, tapi ah sudahlah :p
Apapun yang terjadi sudah terjadi, mungkin Alfred dan Wolfgang terlalu subjektip dalam menyaring pemain, makanya duet "Asing" antara pelatih dan asisten pelatih sesungguhnya terlalu kaku, Karena Coach "Asing" tidak terlalu ingin terjun kedalam hal yang terlalu teknis dan lebih mempercayakan kelebihan pemain. Sedangkan jika duet Asing dan Lokal, ini memberikan pandangan lain secara logis terhadap komposisi tim dan potensi pemain.
Bravo Timnas!!!