Internet trolling mulai menjamur di Indonesia, terlebih sejak gelaran Pilpres 2014 di bulan September lalu. Banyak netizen atau pengguna jejaring sosial yang mendadak menjadi troller alias tukang provokasi. Ironisnya, penelitian terbaru mengungkapkan bila internet trolling adalah sebuah indikasi seseorang punya sifat-sifat menakutkan bagi orang-orang di sekitarnya.
Untuk melihat lebih jauh fenomena internet trolling, Universitas Manitoba, Kanada, melakukan sebuah penelitian yang melibatkan 1.200 orang di dunia maya. Hasilnya pun cukup mengejutkan, para troller yang sering melakukan provokasi di dunia maya terbukti mempunyai tiga sifat berbahaya di dalam dirinya. Sifat-sifat negatif tersebut antara lain psikopat, sadistis, narsisme, dan yang paling menakutkan adalah 'Machiavellianisme'.
Machiavellianisme sendiri sering didefinisikan dengan perilaku yang menghalalkan segala cara untuk mendapat kekuasaan atau kesenangan, misalnya berbohong, tidak setia, atau suka memanipulasi orang lain. Sifat-sifat tersebut terutama dimiliki oleh orang-orang yang mengaku trolling sebagai aktivitas favorit mereka di internet.
Ilmuwan bahkan melabeli internet trolling sebagai bentuk aktivitas sadistis sehari-hari. Yang para troller tersebut inginkan hanyalah membuat netizen lain merasa marah, sedih, atau sakit hati. Di sisi lain, mereka justru merasa bahagia melihat penderitaan dan kebencian yang semakin berkobar akibat ulah mereka.
Troller yang sudah ahli bahkan bisa melihat kebiasaan serta hal-hal yang sensitif bagi seorang netizen hanya dengan melihat komentar-komentar mereka. Semakin, seorang terpancing, maka semakin jelas karakternya di depan para troller.
Lalu bagaimana cara terbaik untuk menanggapi ulah para provokator 'online' tersebut?
Hal pertama sekaligus paling utama yang harus dicamkan sebelum bertindak lebih jauh terhadap serangan provokasi troller adalah apapun komentar atau hal yang Anda lakukan tidak akan pernah membuat Anda menang dari mereka.
Mengapa? Sebab sejatinya para troller tersebut sudah buta akan hal-hal rasional. Bahkan, mereka tidak merasa sebagai bagian dari internet itu sendiri. Saat melakukan internet trolling mereka juga berada di bawah kesadaran penuh, bedanya troller tidak merasa terikat dengan norma atau aturan apapun.
Oleh sebab itu, sebenarnya terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan saat melihat postingan-postingan yang provokatif. Dengan melakukan hal-hal ini, Anda bisa menghilangkan kekuatan provokatif mereka, mengurangi jumlah korban, hingga menjauhkan dari hal yang paling mereka inginkan, yakni perhatian.
Cara pertama sangat mudah, yaitu tidak menghiraukan konten-konten provokatif yang mereka unggah. Meski terlihat sepele, hal ini terbukti sangat sulit untuk dilakukan. Apalagi saat konten yang ditampilkan terkait SARA atau sudut pandang politik.
Apabila cara tersebut berhasil dilakukan, tetapi Anda melihat terlalu banyak korban yang telah termakan oleh provokasi tersebut. Anda bisa melaporkan si troller pada admin atau pengelola dari forum dunia maya.
Tetapi, terlebih dulu Anda sebaiknya memastikan 'track record' dari troller tersebut, apakah di masih bisa dimaafkan atau sudah keterlaluan. Sebab, troller tersebut nantinya akan dibuang dari sistem dan nomor IP-nya akan diblok secara otomatis. Dengan kata lain, Anda tidak bisa melihatnya berkomentar lagi di forum tersebut.
bbo via merdeka.com