Belum genap setengah dalam masa jabatan menjalankan tugas sebagai gubernur Jakarta, Joko Widodo sudah berani mencalonkan diri sebagai Calon Presiden RI. Apa sebenarnya yang menjadi nilai jual atau value elektabilitas Joko Widodo untuk menjadi orang nomor satu di republik ini?
Kesederhanaan nya membaur dengan rakyat, memberikan solusi cepat beliau sebagai pegawai pemerintah memang sangat handal, terobosan terobosan nya, sudah terasa rakyat Jakarta meski sangat kecil, tentunya jika Joko Widodo bertahan sebagai Gubernur Jakarta, dan tetap semangat dalam menjakankan tugasnya, mungkin saja kota Jakarta akan menjadi kota Metropolitan terbaik di Asia Tenggara.
Belum ada catatan atau artikel di media jika beliau sebagai orang nasionalis, bahkan ia menunjukan generasi terbaru bangsa, dengan menghadiri konser grup rock Metalica di Jakarta. Bukan berarti beliau tidak respek terhadap rakyat kecil, beliau sangat tepat dengan konsep profesional government, time for work is work, but time for fun lets fun.
80% berita di media media franchise barat, seperti yahoo dll., sangat giat memberitakan gerak gerik dan kehebatan Jokowi Dodo dan Tim suksesnya di kompetisi pencapresan nya. Apalagi dengan banyaknya kampanye hitam, semakin membuat berita dan artikel semakin banyak. Bahkan nama Prabowo semakin tenggelam.
Pemilihan Hary Tanoe oleh Prabowo sebagai penasihat tim pemenangan Prabowo-Hatta merupakan pukulan telak bagi media barat. Strategi jitu tim pemenangan Prabowo-Hatta dalam menggandeng bos MNC Group yang mewakili 75 persen media cetak dan elektronik lokal, untuk memasarkan dan mensukseskan pemilihan Prabowo-Hatta sebagai pemimpin Indonesia.
Betul yang dikatakan Mahfud MD jika strategi kampanye pemilihan Presiden kini bak berada di peperangan, semua elemen masyarakat ikut berpartisipasi, mendukung dan mensuport calon Presiden masing masing.
Prabowo yang kini didukung oleh PKS, PAN, HANURA, GOLKAR, GERINDRA, PPP, memang sangat dibenci pihak barat, karena beliau orang militer yang sangat nasionalis, dengan beberapa visi nya seperti mengurangi impor, menasionalkan beberapa perusahaan swasta yang vital, juga mengembalikan harta kekayaan negara ke tangan rakyat, dinilai berbahaya untuk swasta.
Kita lihat saja bagaimana selanjutnya cara kedua tim sukses ini memenangi pemilihan Presiden RI kali ini.
author : Boby Rahmat Purnama