Akhirnya Gonzales menutup teka-teki karir sepakbolanya, dengan berlabuh di klub PERSISAM Samarinda, sore kemarin. Gonzales menceritakan alasan dia bergabung dengan PERSISAM, dia ingin bermain bersama Ronald Fagundez sahabat karibnya.
Penyerang Timnas Indonesia Cristian Gonzales akhirnya tiba di Samarinda Kamis (15/9) kemarin. Pemain berjulukan El Loco (Si Gila) tersebut, akan merumput di Stadion Segiri musim depan. Manajemen Persisam Putra memberikan kelonggaran waktu bagi Gonzales untuk beristirahat, setelah melakukan perjalanan dari Bandung ke Samarinda.
"Saya belum bisa berkata apa-apa, soalnya baru saja tiba di Samarinda," tutur Gonzales.
Mantan bomber Persik Kediri dan Persib Bandung itu terlihat antusias. Bahkan dia tak menduga akan disambut dan diarak Pusamania -kelompok suporter Persisam Putra- serta warga Kota Tepian.
"Senang sekali. Sepanjang jalan tadi banyak sekali orang. Saya pikir ada kecelakaan. Saya tanya kepada polisi, ternyata ini adalah sambutan untuk saya dan keluarga," tambahnya.
Kontraknya bersama Persisam Putra memang belum terjalin resmi. Meski begitu, dirinya menegaskan dirinya akan mengeluarkan segala kemampuan untuk kepentingan calon timnya ini.
"Targetnya jadi juara, saya dengar begitu dari Pak Harbiansyah (Presiden Direktur PT Putra Samarinda Indonesia H Harbiansyah Hanafiah, Red.). Saya tidak bisa janji Persisam Putra jadi juara karena saya. Tapi saya akan bekerja keras dan bekerjasama untuk meraih hasil yang terbaik untuk tim," imbuh suami dari Eva Nurida Siregar ini.
Sanjungan juga diberikan Harbiansyah. Orang nomor satu di kubu Persisam Putra tersebut menilai, kontribusi Gonzales untuk Persisam Putra sangatlah besar.
"Dia (Gonzales) adalah pemain lokal terbaik yang ada di Indonesia saat ini. Saya yakin, dia akan memberikan prestasi bagi Persisam Putra. Jadi juara akan lebih baik," imbuhnya.
Meskipun begitu, Harbiansyah menegaskan tidak lantas menganakemaskan Gonzales. Walau pada kenyataannya dia pantas mendapatkan hal tersebut.
"Di Persisam Putra itu teamwork, kerja tim. Kalau tidak bisa juara, yang penting tim ini tampil menghibur, sudah cukup," timpalnya.
Meski belum resmi, kebanggaan sudah pasti dirasakan Pusamania. Kebanggaan bahwa timnya merekrut pemain sekelas Gonzales, patut membuat Pusamania memberikan perlakuan istimewa. Contohnya, melakukan arak-arakan untuk menyambut kedatangan idola baru mereka.
Titik penyambutan tepat berada di depan kawasan SMA 10 Melati Jalan HAMM Riffadin, Samarinda Seberang. Pusamania sudah menunggu bintang pujaan sejak pukul 13.00 Wita. Dan akhirnya, pukul 14.45 Wita, Gonzales tiba setelah menempuh perjalanan dua jam dari Balikpapan. Sejurus kemudian, konvoipun dimulai.
Sontak, beberapa ruas jalan di Samarinda dipenuhi Pusamania yang memadati jalan, lengkap dengan atributnya. Sekejap, lautan oranye terlihat mengawal kedatangan Gonzales yang menumpang mobil Grand Livina hitam KT 1847 MA dari SMA 10 Melati hingga Stadion Segiri.
Gonzales datang bersama dengan Daniel Roekito, pelatih Persisam Putra. Tiba di stadion, manajemen menggelar jumpa pers. Setelah itu, Gonzales mendatangi rekan setimnya yang sedang berlatih.
"Dia baru sampai, jadi belum bisa latihan," kata Harbiansyah.
Gonzalez hadir di Samarinda bersama semua keluarganya. "Isteri dan anak semua ikut, mereka juga senang dengan sambutan suporter di sini," jelas Gonzales.
Sayangnya, Gonzales masih merahasiakan kemungkinan nilai kontraknya untuk durasi satu musim. Pun begitu dengan manajemen Persisam Putra. Namun yang pasti, harga seorang Gonzales berada di atas Rp 1 miliar.
Tidak hanya format kompetisi yang dipermasalah klub-klub anggota PSSI. Poin hasil verifikasi yang disampaikan Komite Kompetisi PSSI juga mengundang protes dari klub.
Dari 34 klub yang sebelumnya di verifikasi untuk tampil di level profesional, menurut Tony Apriliani, Wakil Komite Kompetisi PSSI hanya enam tim yang layak. Diungkapkannya, bahwa poin tertinggi yang dikeluarkan AFC menempatkan klub non klub Indonesia Super League (ISL) 2010/2011 sebagai peraih poin tertinggi.
Keenam klub tersebut adalah adalah Persibo Bojonegoro dengan total nilai 95,6, Persik Kediri (95,6), PSIS Semarang (92,3), Persikota Tanggerang (96), Persis Solo (96,7), Persebaya Surabaya (95,7). Hasil ini jelas membuat klub bertanya-tanya mengenai hasil verifikasi klub yang dilaporkan pihak PSSI ke AFC 5 September lalu.
"Secara infrastruktur kami lengkap, sedang soal manajemen tim kami tidak pernah masalah dengan gaji pemain, bahkan sampai katering pun tidak pernah ada masalah. Tapi kenapa ranking hasil verifikasi kami kalah dari Persebaya, mereka sempat degradasi bahkan hingga divisi I, tapi kenapa mereka bisa lolos begitu saja ke klub Profesional. Secara prestasi kami musim lalu finis di posisi keenam, bahkan di youth U-21 kami peringkat ketiga," kata Harbiansyah Hanafiah, General Manager Persisam Samarinda saat dihubungi kemarin.
Bahkan klub-klub yang musim lalu ada di posisi tiga besar seperti Persipura Jayapura hanya mengantongi poin 81,4. Persija Jakarta yang saat ini tengah berpolemik dengan dualisme kepengurusan hanya mampu mengumpulkan poin 90,1. Sama seperti Persija yang dinilai masih bermasalah, Arema Indonesia mendapat dua penilaian. Arema versi M. Nur mendapat poin verifikasi sebesar 71,4.
Sedangkan Arema versi Rendra Kresna mendapat poin 77. Belum lengkapnya beberapa persyaratan yang ditentukan AFC, membuat klub-klub dinilai belum layak bermain di liga profesional. "Apa dasarnya sehingga kami dinyatakan tidak profesional. Selama ini kami selalu di verifikasi AFC dan tidak pernah ada masalah. Jadi masalahnya dimana," tandas Hendri Zainuddin, Manajer Sriwijaya FC.
Bahkan klub yang selama terlihat "segar" dari sisi manajemen dan dukungan supporter seperti Persib Bandung, juga tidak masuk ke dalam daftar klub profesional yang mendapat nilai tinggi. "Kita tidak tahu, mana yang benar dan mana yang rekayasa. PSSI sekarang sudah semaunya sendiri. Soal kami mau masuk level profesional atau tidak terserah. Biar publik yang menilai, siapa yang pantas," cetus Umuh Muchtar, Manajer Persib Bandung, ketika dihubungi.
Sementara itu anggora tim verifikasi, Catur Agus Saptono, menyampaikan tugas pihaknya sudah selesai. Dan seluruh berkas sudah diserahkan ke Komite Kompetisi PSSI. Kini publik sepakbola Indonesia tinggal menunggu verifikasi yang akan dilakukan tim dari AFC mulai 26 September mendatang
Penyerang Timnas Indonesia Cristian Gonzales akhirnya tiba di Samarinda Kamis (15/9) kemarin. Pemain berjulukan El Loco (Si Gila) tersebut, akan merumput di Stadion Segiri musim depan. Manajemen Persisam Putra memberikan kelonggaran waktu bagi Gonzales untuk beristirahat, setelah melakukan perjalanan dari Bandung ke Samarinda.
BalasHapus"Saya belum bisa berkata apa-apa, soalnya baru saja tiba di Samarinda," tutur Gonzales.
Mantan bomber Persik Kediri dan Persib Bandung itu terlihat antusias. Bahkan dia tak menduga akan disambut dan diarak Pusamania -kelompok suporter Persisam Putra- serta warga Kota Tepian.
"Senang sekali. Sepanjang jalan tadi banyak sekali orang. Saya pikir ada kecelakaan. Saya tanya kepada polisi, ternyata ini adalah sambutan untuk saya dan keluarga," tambahnya.
Kontraknya bersama Persisam Putra memang belum terjalin resmi. Meski begitu, dirinya menegaskan dirinya akan mengeluarkan segala kemampuan untuk kepentingan calon timnya ini.
"Targetnya jadi juara, saya dengar begitu dari Pak Harbiansyah (Presiden Direktur PT Putra Samarinda Indonesia H Harbiansyah Hanafiah, Red.). Saya tidak bisa janji Persisam Putra jadi juara karena saya. Tapi saya akan bekerja keras dan bekerjasama untuk meraih hasil yang terbaik untuk tim," imbuh suami dari Eva Nurida Siregar ini.
Sanjungan juga diberikan Harbiansyah. Orang nomor satu di kubu Persisam Putra tersebut menilai, kontribusi Gonzales untuk Persisam Putra sangatlah besar.
"Dia (Gonzales) adalah pemain lokal terbaik yang ada di Indonesia saat ini. Saya yakin, dia akan memberikan prestasi bagi Persisam Putra. Jadi juara akan lebih baik," imbuhnya.
Meskipun begitu, Harbiansyah menegaskan tidak lantas menganakemaskan Gonzales. Walau pada kenyataannya dia pantas mendapatkan hal tersebut.
"Di Persisam Putra itu teamwork, kerja tim. Kalau tidak bisa juara, yang penting tim ini tampil menghibur, sudah cukup," timpalnya.
Meski belum resmi, kebanggaan sudah pasti dirasakan Pusamania. Kebanggaan bahwa timnya merekrut pemain sekelas Gonzales, patut membuat Pusamania memberikan perlakuan istimewa. Contohnya, melakukan arak-arakan untuk menyambut kedatangan idola baru mereka.
Titik penyambutan tepat berada di depan kawasan SMA 10 Melati Jalan HAMM Riffadin, Samarinda Seberang. Pusamania sudah menunggu bintang pujaan sejak pukul 13.00 Wita. Dan akhirnya, pukul 14.45 Wita, Gonzales tiba setelah menempuh perjalanan dua jam dari Balikpapan. Sejurus kemudian, konvoipun dimulai.
Sontak, beberapa ruas jalan di Samarinda dipenuhi Pusamania yang memadati jalan, lengkap dengan atributnya. Sekejap, lautan oranye terlihat mengawal kedatangan Gonzales yang menumpang mobil Grand Livina hitam KT 1847 MA dari SMA 10 Melati hingga Stadion Segiri.
Gonzales datang bersama dengan Daniel Roekito, pelatih Persisam Putra. Tiba di stadion, manajemen menggelar jumpa pers. Setelah itu, Gonzales mendatangi rekan setimnya yang sedang berlatih.
"Dia baru sampai, jadi belum bisa latihan," kata Harbiansyah.
Gonzalez hadir di Samarinda bersama semua keluarganya. "Isteri dan anak semua ikut, mereka juga senang dengan sambutan suporter di sini," jelas Gonzales.
Sayangnya, Gonzales masih merahasiakan kemungkinan nilai kontraknya untuk durasi satu musim. Pun begitu dengan manajemen Persisam Putra. Namun yang pasti, harga seorang Gonzales berada di atas Rp 1 miliar.
Klub Elit Tak Puas Hasil Verifikasi PSSI :
BalasHapusTidak hanya format kompetisi yang dipermasalah klub-klub anggota PSSI. Poin hasil verifikasi yang disampaikan Komite Kompetisi PSSI juga mengundang protes dari klub.
Dari 34 klub yang sebelumnya di verifikasi untuk tampil di level profesional, menurut Tony Apriliani, Wakil Komite Kompetisi PSSI hanya enam tim yang layak. Diungkapkannya, bahwa poin tertinggi yang dikeluarkan AFC menempatkan klub non klub Indonesia Super League (ISL) 2010/2011 sebagai peraih poin tertinggi.
Keenam klub tersebut adalah adalah Persibo Bojonegoro dengan total nilai 95,6, Persik Kediri (95,6), PSIS Semarang (92,3), Persikota Tanggerang (96), Persis Solo (96,7), Persebaya Surabaya (95,7). Hasil ini jelas membuat klub bertanya-tanya mengenai hasil verifikasi klub yang dilaporkan pihak PSSI ke AFC 5 September lalu.
"Secara infrastruktur kami lengkap, sedang soal manajemen tim kami tidak pernah masalah dengan gaji pemain, bahkan sampai katering pun tidak pernah ada masalah. Tapi kenapa ranking hasil verifikasi kami kalah dari Persebaya, mereka sempat degradasi bahkan hingga divisi I, tapi kenapa mereka bisa lolos begitu saja ke klub Profesional. Secara prestasi kami musim lalu finis di posisi keenam, bahkan di youth U-21 kami peringkat ketiga," kata Harbiansyah Hanafiah, General Manager Persisam Samarinda saat dihubungi kemarin.
Bahkan klub-klub yang musim lalu ada di posisi tiga besar seperti Persipura Jayapura hanya mengantongi poin 81,4. Persija Jakarta yang saat ini tengah berpolemik dengan dualisme kepengurusan hanya mampu mengumpulkan poin 90,1. Sama seperti Persija yang dinilai masih bermasalah, Arema Indonesia mendapat dua penilaian. Arema versi M. Nur mendapat poin verifikasi sebesar 71,4.
Sedangkan Arema versi Rendra Kresna mendapat poin 77. Belum lengkapnya beberapa persyaratan yang ditentukan AFC, membuat klub-klub dinilai belum layak bermain di liga profesional. "Apa dasarnya sehingga kami dinyatakan tidak profesional. Selama ini kami selalu di verifikasi AFC dan tidak pernah ada masalah. Jadi masalahnya dimana," tandas Hendri Zainuddin, Manajer Sriwijaya FC.
Bahkan klub yang selama terlihat "segar" dari sisi manajemen dan dukungan supporter seperti Persib Bandung, juga tidak masuk ke dalam daftar klub profesional yang mendapat nilai tinggi. "Kita tidak tahu, mana yang benar dan mana yang rekayasa. PSSI sekarang sudah semaunya sendiri. Soal kami mau masuk level profesional
atau tidak terserah. Biar publik yang menilai, siapa yang pantas," cetus Umuh Muchtar, Manajer Persib Bandung, ketika dihubungi.
Sementara itu anggora tim verifikasi, Catur Agus Saptono, menyampaikan tugas pihaknya sudah selesai. Dan seluruh berkas sudah diserahkan ke Komite Kompetisi PSSI. Kini publik sepakbola Indonesia tinggal menunggu verifikasi yang akan dilakukan tim dari AFC mulai 26 September mendatang