Polemik di tim Persib semakin kacau beberapa hari ini. Tim masih kosong, tak ada pelatih bahkan pemain, dengan alasan format kompetisi belum final, setelah 2 minggu PSSI mengeluarkan format baru, petinggi PERSIB bahkan belum memilih siapa yang menjadi pelatih. Berdalih memilih pelatih harus hati-hati.
Pada masa-masa sebelumnya, sekertaris PT.PBB berkata, bahwa PERSIB ke depannya telah memiliki planning, yang artinya, siapa pemain-pemain yang akan menghuni tim persib akan di kontrak minimal 2 tahun, dan PERSIB memiliki jalur yang sudah ditata kedepannya, namun apa yang terjadi, pemain tetap dikontrak selama 1 tahun, bahkan pemain yang betul-betul habis kontrak dan berpotensi kedepannya malah di anggurkan.
Sudah 2 tahun ini PERSIB di swstakan, dan masih belum ada hasil memuaskan, anehnya, manajemen yang membawa prestasi buruk pun tetap aktif dan dipertahankan, dan mereka pun tidak menyadari jika mereka tak mampu membawa tim juara, harusnya dengan lapang dada mereka harus mengundurkan diri dari PT.PBB.
Sudah saatnya suporter harus memiliki saham di PERSIB, agar ada evaluasi terhadap club, dan suporter yang memiliki suara, akankah itu poling, atau perwakilan, untuk memilih siapa yang menjadi Direktur Klub dan jajarannya. Karena tidak ada barometer prestasi, dan sangsi, jika seseorang hanya mampu bekerja dengan insting tanpa intelegensia maka klub akan hancur, dan tidak berprestasi,.
PT.PBB harus menjual sahamnya kepada seluruh bobotoh, dan mengembalikan suara terhadap bobotoh, karena selama ini, keinginan bobotoh tidak pernah didengar, bahkan PERSIB hanya dijadikan boneka mainan para petinggi PERSIB saat ini.
Pada masa-masa sebelumnya, sekertaris PT.PBB berkata, bahwa PERSIB ke depannya telah memiliki planning, yang artinya, siapa pemain-pemain yang akan menghuni tim persib akan di kontrak minimal 2 tahun, dan PERSIB memiliki jalur yang sudah ditata kedepannya, namun apa yang terjadi, pemain tetap dikontrak selama 1 tahun, bahkan pemain yang betul-betul habis kontrak dan berpotensi kedepannya malah di anggurkan.
Sudah 2 tahun ini PERSIB di swstakan, dan masih belum ada hasil memuaskan, anehnya, manajemen yang membawa prestasi buruk pun tetap aktif dan dipertahankan, dan mereka pun tidak menyadari jika mereka tak mampu membawa tim juara, harusnya dengan lapang dada mereka harus mengundurkan diri dari PT.PBB.
Sudah saatnya suporter harus memiliki saham di PERSIB, agar ada evaluasi terhadap club, dan suporter yang memiliki suara, akankah itu poling, atau perwakilan, untuk memilih siapa yang menjadi Direktur Klub dan jajarannya. Karena tidak ada barometer prestasi, dan sangsi, jika seseorang hanya mampu bekerja dengan insting tanpa intelegensia maka klub akan hancur, dan tidak berprestasi,.
PT.PBB harus menjual sahamnya kepada seluruh bobotoh, dan mengembalikan suara terhadap bobotoh, karena selama ini, keinginan bobotoh tidak pernah didengar, bahkan PERSIB hanya dijadikan boneka mainan para petinggi PERSIB saat ini.
Tags:
olahraga